Sabtu, 25 April 2015
Narsis,Lebay, Awas Ghuluw!! 📷
Bismillah..
Assalamualaikum
Apa kabar shalihah??
Sudah lumayan lama nggak nulis di blog,kali ini saya akan sedikit membahas tentang hal yang lagi fenomenal akhir-akhir ini,yaitu : Selfie. haha.
Ketika kita melihat orang-orang yang sedang selfie dengan gaya yang berlebihan. ataupun sering selfie dimana pun dan kapan pun, terkadang kita berfikir bahwa orang-orang tersebut narsis,lebay,dsb. Tak dapat dihindari terkadang justru kita ikut 'berpartisipasi' dalam selfie tersebut. Tapi,apakah selfie itu baik bagi kita?dan bagaimana pandangan agama mengenai selfie ini?
Dapat kita simpulkan bahwa narsis dan lebay adalah hal yang berlebihan atau melampaui batas. Dalam islam,hal ini disebut "Ghuluw". Ghuluw adalah sikap berlebihan yang berujung pada berbangga diri. Salah satu contoh ghuluw ini adalah pada kisah Qarun.
Ingat kisah Qarun?Ituloh umat Nabi Musa ‘Alaihissalam yang kaya raya. Karena terlampau kaya, si Qorun ini kunci penyimpanan hartanya saja tidak kuat jika hanya dipegang oleh 1 orang dewasa. Ma syaa Allaah, sungguh Allaah Maha Kaya yang berikan sedikit kekayaan-Nya itu pada Qorun, namun apa yang terjadi dengannya?
“Sesungguhnya Qorun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allaah tidak menyukai orang-orang yang berbangga diri.”
(QS. Al-Qashash : 76)
Qorun sangat bangga pada hartanya, bahwa itu didapat atas usahanya, atas ilmunya, atas kerja kerasnya bukan atas rizki Allaah Ta’ala.
Maka mari kita simak apa yang Allaah Ta’ala berikan padanya.
“Maka Kami benamkan Qarun tidak ada baginya satu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allaah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).”
(QS. Al-Qashash : 81)
Dari kisah si Qarun ini,we can conclude that sifat ghuluw berujung pada kebinasaan.
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Benar-benar binasa orang-orang yang bersika tanaththu.”
Beliau mengulangi pernyataan ini sebanyak tiga kali.”
(HR. Muslim)
Imam Nawawi Rahimahullaahu Ta’ala memberikan penjelasan hadits di atas,
“Yang dimaksud orang-orang bersikap tanaththu adalah mereka yang berlebih-lebihan, bersikap ghuluw dan melampaui batas dari yang telah ditentukan. Baik dalam ucapan maupun perbuatan”.
🍁Narsis Bagian Dari Ghuluw?
Sikap Ghuluw atau berlebihan bisa terjadi dalam berbagai perkara, dalam ibadah, aqidah dan keyakinan serta masalah kehidupan seperti makan, tidur, memakai air berlebihan.
“Tidaklah Bani Adam memenuhi kantong yang lebih jelek dari pada perutnya. Hendaklah Bani Adam makan sekedar menegakkan punggungnya. Jika tidak bisa, maka makanlah sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman dan sepertiganya untuk napasnya.”
(HR. At-Tirmidzi)
Memang berlebihan perkara dunia ini tidak langsung keluarkan seorang muslim dari Islam, tetapi hal ini dilarang oleh agama sebab bisa membawa pada kerusakan diri, kesehatan dan kehidupannya.
Begitu pun sikap narsis terkadang bisa masuk kawasan yang membinasakan agama seseorang.
Yup, bisa membinasakan ketika lebay dan narsis tersebut berdampak menggerogoti sikap tawadhu’ dan melahirkan sifat buruk setelahnya.
Ketika orang merasa bangga dengan ilmu yang dimilikinya sehingga lahirkan perasaan dalam hatinya tak ada yang lebih pintar darinya. Berakibat pada menolak kebenaran yang datang, maka berlebihan dan sikap bangga atas ilmu bisa membinasakan.
📷 Narsis Versi Remaja
“Narsis banget.”
Begitulah ucapan atau tulisan yang sering hiasi kolom komentar ketika kita melihat suatu pose remaja dengan gaya memonyongkan bibir dengan dua jarinya diangkat ke pipi atau dengan pose yang sedang sangat booming yaitu 'mirror selfie'. Jika hal ini menimpa remaja yang belum paham agama kita masih bisa menasehati, mengajaknya belajar agama.
Tapi jika hal ini pada mereka yang konon sudah paham?
Tidak sedikit dari orang yang dibilang tahu agama masih saja banyak foto narsis dan lebay. Berfoto dihadapan cermin sambil menunjukkan gadgetnya.Fotonya dipajang secara berlebihan pada akun media sosial, buat status yang kelewat batas hingga berujung pada pamer dan riya’.
Apakah sikap ini termasuk ghuluw?
Ya masuk dalam ghuluw, minimal masuk dalam hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Padahal, sikap melakukan hal yang tak bermanfaat itu salah satu sikap tidak baik dalam beragama.
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.”
(Hadits Shahih, Riwayat at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah dan Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir. Lihat Shahiihul Jaami’ no. 5911)
Meski sesuatu yang mubah itu boleh saja dilakukan tapi jika over maka akan menjadi terlarang.
Yuk Shalihah!
Yuk Muslimah!
🔑Ambil Tengahnya
Agama kita mengajarkan untuk bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan pun tidak kurang, tidak narsis dan tidak lebay.Semua harmonis dalam porsinya. Jalan tengah yang diambil Insyaa Allaah membawa pada keselamatan.Ketika bersikap lebay binti narsis minimal membawa kita pada hal sia-sia yang membawa pada buruknya agama kita.Apakah hidup kita untuk yang sia-sia?Sedangkan hal wajib dan sunnah menanti kita kerjakan.
Hanya kepada Allaah Subhaanahu wa Ta’ala kita berlindung dan memohon pertolongan.
Allaahua’lam
Rabu, 07 Rabiuts Tsani 1436
28 Januari 2015
Semoga Bermanfaat.
Wassalam.
We are #Partner not #Teacher
@TweetJIC – View on Path.
sumber : (Source: ummu-abdillah)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Subhanallah ya tikkaaa :')
BalasHapus